![]() |
Foto: Maggie (2018) |
Tampaknya kita sedang tidak berada di tahun yang tenang. Tetapi bahkan jika dunia bikin kita sulit untuk rileks, setidaknya seorang dokter bersikeras bahwa kita semua perlu menemukan cara untuk beristirahat dan mengatur ulang diri kita.
Dan itu lebih rumit dari sekadar mematikan otak dan menyalakan Netflix sesekali.
Dalam posting TED Idea baru, Saundra Dalton-Smith menegaskan "kita menjalani hidup dengan berpikir bahwa kita telah beristirahat karena kita sudah cukup tidur."
Namun pada kenyataannya kita kehilangan jenis istirahat lain yang sangat kita butuhkan dan menguraikan tujuh jenis istirahat yang penting untuk perkembangan manusia ini.
1. Physical rest (istirahat fisik)
Ini adalah definisi istirahat yang biasa kita semua kenal. Namun meski kita tahu bahwa kita perlu menghabiskan waktu berjam-jam di tempat tidur untuk tetap sehat, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari kita masih tidak mendapatkan istirahat fisik yang cukup.
2. Mental rest (istirahat mental)
Selalu memiliki tornado pikiran yang berputar-putar di kepala kita saat bangun hingga tidur kembali? Kita membutuhkan lebih banyak istirahat mental, dan bahkan jika kita tidur nyenyak selama delapan jam semalam, kita tidak akan merasa terisi penuh sampai kita mendapatkannya.
"Kabar baiknya adalah Anda tidak perlu berhenti dari pekerjaan Anda atau pergi berlibur untuk memperbaikinya. Jadwalkan istirahat pendek untuk dilakukan setiap dua jam sepanjang hari kerja Anda; istirahat ini dapat mengingatkan Anda untuk memperlambat."
"Anda juga dapat menyimpan catatan dengan tempat tidur untuk menuliskan pikiran mengganggu yang akan membuat Anda tetap terjaga," saran Dalton-Smith.
3. Sensory rest (istirahat sensorik)
Menatap layar sepanjang hari dan sepanjang malam berarti mata kita tidak pernah mendapatkan istirahat yang cukup, tetapi ini bukan satu-satunya alasan banyak dari kita tidak pernah memberikan indra kita istirahat.
Kota yang bising, notifikasi ping, dan musik yang menggelegar semuanya berkontribusi pada stimulasi sensorik yang konstan. Otak kita perlu istirahat sekarang dan lebih sering.
Secara sadar tutup mata kita dan beri diri kita hadiah keheningan untuk waktu yang singkat sepanjang hari.
4. Creative rest (istirahat kreatif)
Upaya untuk mengeluarkan ide-ide baru juga melelahkan. Oleh karenanya berhenti sejenak dan jangan paksa otak kita, sesekali bersantailah.
5. Emotional rest (istirahat emosional)
Ini "berarti memiliki waktu dan ruang untuk mengekspresikan perasaan Anda secara bebas dan mengurangi kesenangan orang," jelas Dalton-Smith.
"Istirahat emosional juga membutuhkan keberanian untuk menjadi otentik. Orang yang beristirahat secara emosional dapat menjawab pertanyaan 'Bagaimana kabarmu hari ini?' dengan jujur 'Saya tidak baik-baik saja' -- dan kemudian melanjutkan untuk berbagi beberapa hal sulit yang tidak terucapkan."
Dengan kata lain, kita semua membutuhkan ruang untuk berhenti berpura-pura untuk diri kita sendiri dan orang lain dan terkadang menjadi nyata tentang perasaan kita.
6. Social rest (istirahat sosial)
Beberapa orang memberi kita energi. Orang lain menguras energi kita. Jika menghabiskan terlalu banyak waktu dengan tipe yang terakhir, kita akan membutuhkan istirahat emosional.
7. Spiritual rest (istirahat rohani)
Semua manusia, tidak peduli afiliasi agama mereka atau tidak, memiliki kebutuhan untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Itu terkadang tidak mudah untuk dipertahankan di tengah hal-hal kecil kehidupan sehari-hari. Kabar baiknya adalah sains menunjukkan intervensi sederhana dapat memberi kita dosis cepat kekaguman yang seharusnya mengarah pada peningkatan kesejahteraan yang terukur.
*
Jadi, jika terpikir, "Saya lelah," jangan sepelekan keluhan itu. Alih-alih, gali sedikit lebih dalam dan cobalah untuk mengidentifikasi jenis istirahat apa yang sebenarnya kita perlukan.
Setelah kita tahu apa yang kita lewatkan, kita akan berada di tempat yang jauh lebih baik untuk mengetahui cara mengisi ulang secara efektif.